19 Desember 2008

Supercharge



supercharge adalah charger super penjejal suplai udara dan bahan bakar berkecepatan tinggi. Apabila kita kenal charger sebagai alat bantu pengisi baterei, maka supercharge ini berfungsi efektif untuk memperbesar gelombang masukan udara sekaligus bahan bakar untuk disesakkan ke ruang pembakaran mesin. Mungkin sebagian besar mekanik mengetahui fungsi dan cara kerjanya, tapi sebagian awam menganggapnya sebagai produk suplemen pabrikan suku cadang yang berharga mahal dan memboroskan pemakaian bahan bakar. Prinsip kerja sebuah supercharge sebenarnya relatif sederhana. Seperti diketahui, keluaran tenaga dari mesin dapat diatur secara proportisional dengan pengaturan masukan udara dan bahan bakar yang dibakar di ruang pembakaran mesin. Charger super ini tugas awalnya tak lebih dari menyedot udara yang masuk melalui pipa saluran udara khusus untuk memberikan pernafasan buatan sekaligus bahan bakar dengan kapasitas lebih besar daripada kapasitas masukan udara-bahan bakar normal yang diperoleh mesin standar. Pada perkembangannya, sang charger super juga bertindak sebagai pemicu kerja mesin. Kesedernahaan tugasnya, mempercepat aliran udara dan bahan bakar masuk mesin, dapat dimodifikasi agar beroperasi pada tingkat putaran mesin tertentu untuk menggenjot pembakaran dan memacu mesin lebih keras bekerja demi mendapatkan tingkat perolehan tenaga lebih besar dari standar. Biasanya pada tingkat ini, suplemen penyuplai aliran tinggi ini juga dilengkapi sistem pompa terkontrol agar kerja mesin lebih efisien untuk meminimalkan kelebihan panas di mesin sehingga tenaga tak terbuang percuma. Secara teknis, turbocharging tak lebih dari sebuah supercharger dengan karakter tugas berbeda karena tugas turbocharge adalah charger super centrifugal yang dipicu oleh gas buang. Kemudian timbul pengertian bahwa supercharge dianggap hanya sebagai alat bantu yang dipasang saat pompa udara dirasakan kurang memadai memberikan masukan udara ke mesin yang secara mekanis tidak memicu pergerakan cranksaft. Pada dasarnya efektifitas kerja sebuah supercharger baru terasa dampaknya tergantung bagaimana cara pengendalian mobil. Perbedaannya dapat digambarkan sebagai berikut, karena sebuah turbocharger bertumpu pada gas buang untuk mendapat tenaga, terdapat beberapa jeda atau "turbo lag", saat katup terbuka, udara dipompa masuk, dibakar dan pisahkan masuk ke turbin untuk memicu kerja turbo. Tergantung pada desain dan ukuran turbo, tetapi jeda dapat terjadi kapan saja karena sebuah 'kekosongan' input sepersekian detik yang berakibat terjadinya jeda selama sedetik. Sebaliknya, secara mekanis kerja supercharger untuk memompa udara sudah dilakukan bahkan sebelum katup terbuka yang menyebabkan kesinambungan suplai udara dan bahan bakar serta menjamin konsistensi tekanan tenaga lebih besar. Perbedaan mendasar lainnya antara dua pendorong tenaga ini terletak pada pengaturan keluaran tenaga. Turbo menggunakan katup buangan untuk menutup aliran gas buang untuk memicu turbo ketika tingkat tenaga dorongan kuat telah tercapai. Ini berarti bahwa secara teoritis turbo hanya akan meledakkan tenaganya pada tingkat capaian tertentu. Kenyataannya, sistem kerja turbo yang tergantung pada gerbang buangan hanya akan mendorong tenaga sebesar 6 psi tenaga dorong untuk gas buang pada tingkat sama pada saat katup belum terbuka penuh. Supercharger, sebaliknya, justru dapat melakukan kerja dengan efisien dan hasil berlipat. Jika supercharger diputar untuk melakukan pemompaan 1,5 kali udara daripada pernafasan normal yang digunakan mobil, keluaran tenaga justru berbeda pada rpm yang berbeda. Pada tingkat perputaran dimana mesin kurang mendapat suplai udara dengan baik, supercharge akan mendesak pompa menggelontor udara masuk manifold sehingga tekanan bertambah. Pada area putaran mesin kurang mendapat pernafasan dengan baik, dukungan udara tentunya berkurang dan ledakan tenaga mengendor. Kesimpulannya, turbocharge cenderung untuk mempermudah penambahan persediaan tenaga mesin bersamaan dengan peningkatan ledakan tenaga yang dihasilkan, sementara supercharge cenderung fleksibel dengan perubahan tenaga yang dihasilkan mesin. Salah satu hal yang masih menjadi salah pengertian tentang supercharge adalah bahwa supercharge tidak memerlukan intercooling, padahal udara panas yang terjadi pada pembakaran akan menurunkan kemampuan mesin. Turbo jelas sudah dilengkapi intercooling untuk mendinginkan aliran udara yang mereka input. Kenyataan bahwa dengan menekan kuat udara masuk membuat udara itu menjadi panas, tetapi dengan kompresor yang lebih efisien, tingkat panas udara dapat diminimalkan, walau pemasanan udara pasti akan terjadi. Umumnya, kompresor pada turbo lebih efisien daripada kompresor sebuah supercharge tetapi masih tergantung pada jenis supercharge dan turbo yang dibandingkan. Dengan tingkat efisiensi kompresor yang sama, supercharge masih punya kelebihan daripada intercooling yang dipasang pada turbo.




berikut ini adalah gambar dari berbagai macam Supercharge...


Tidak ada komentar: